31.8.14 | By: Indah Ayu Septriyaningrum

"Waktu"

Assalamu’alaikum para pembaca sekalian…
Setelah sekian lama terkepung dengan rutinitas yang sangat menyita waktu. Setelah puluhan cerita terlewatkan. Akhirnya Saya berkesempatan lagi untuk menuangkan segala yang sedang terlintas di otak Saya pada blog Ini.

Jika kalian adalah para pembaca setia blog Saya. Tentu kalian tau persis ada yang berbeda dari blog ini. Ya..Memang beberapa postingan yang menurut Saya pribadi kurang memiliki manfaat sengaja Saya hapus dari blog ini.

Seiring jalannya waktu. Banyak fase kehidupan yang Saya lalui. Banyak sudut pandang yang mulai berubah. Ternyata. Ya ternyata. Waktu begitu cepat berlalu. Hingga mau tak mau kita, tepatnya Saya..harus mengakui bahwa usia tak lagi remaja. Atau yang sering disebut ABG jaman sekarang sih “cabe-cabe-an”. Ya, kita bukan anak cabe-cabe-an lagi. Bahkan Saya tidak pernah merasa pernah ada didalam komunitas itu.

Belakangan ini, pikiran Saya dipenuhi dengan ….. Ah banyak.
Intinya…Ternyata, menurut Saya pribadi. Waktu lah “AS” kehidupan.

So fast ...

Waktu bisa merubah segalanya
Waktu bisa membuktikan ketulusan seseorang
Waktu bisa menjawab kebenaran
Waktu bisa menunjukkan yang sebenarnya terjadi
Ya..Waktu pula yang menyadarkan bahwa kita tidak boleh hanya menanti nasib yang ala kadar nya

Masalah? Untuk anak-anak yang lahir zaman 90-an seperti kita ini adalah bukan kata yang awam lagi. Harusnya, jika memang hidupmu seru dan tidak sia-sia. Harusnya kamu sudah bertemu “si masalah” ini berkali-kali. Semakin banyak masalah yang kamu temui. Dan semakin banyak solusi masalah yang kamu temukan. Semakin bermakna pula hidupmu. Semakin berani, semakin tangguh pula jiwa mu. Laksana pisau yang  akan semakin tajam jika terus diasah. Seperti itu pula mental kita.

Kita perlu sadari, kita tidak mungkin selalu berada di umur  17 tahun.  Itu hanya ada di film legendaris “twilight”. Edward Cullen. Vampir. Yang tak pernah bertambah tua. Tapi sayang nya Anda bukan Edward Cullen.  Dan Saya bukan Bella Swan. Ya, selayaknya manusia biasa. Kita akan terus bertambah dewasa. Secara usia, itu mutlak terjadi. Secara mental? Secara pikiran? Belum tentu.

Setiap individu mempunyai hak untuk menentukan  mana yang baik dan mana yang salah untuk hidupnya. Tingkat kedewasaan seseorang tidak bisa dilihat secara kuantitatif berdasarkan jumlah usianya. Semuanya tergantung bagaimana Individu tersebut memupuk mental dan pola pikirnya. Tergantung kemana haluan hidupnya di arahkan. Tak jarang, kita masih bisa menemukan orang yang antara jiwa/mentalnya tidak sesuai dengan jumlah usianya.

Pada akhirnya, seiring berjalannya waktu. Saya mulai merasa, satu per satu yang saya temui dihidup saya telah berubah.  Begitu juga dengan Saya pribadi. Banyak hal yang berubah. Banyak
Mau tak mau, kita harus melakukan usaha agar antara pola pikir, jiwa dan mental bisa sesuai dengan usia yang kita miliki saat ini. Karena sesungguhnya tidak aka nada yang berubah jika kita pun tidak berusah merubahnya. Tidak akan ada jalan keluar jika memang taka da usah untuk menemukannya. Tidak akan kita temukan kebenaran jika kita hanya termangu menatap langit tanpa mencari kebenaran melalui cara yang tepat, ya..kebenaran tak akan dating begitu saja dari langit malam yang setiap hari kita pandangi.

Ternyata, justru pada tahap ini. Kebanyakan yang pernah Saya jadikan prinsip di masa ABG, justru berubah 180 derajat. Ternyata beginilah dewasa. Beginilah. Kita harus berpikir jernih. Berpikir jangka panjang. Mencari kedamaian dengan cara kita sendiri. Mencari jati diri dengan cara kita sendiri. Menentukan haluan hidup dengan cara kita sendiri. Bukan cara yang digunakan orang lain. Bukan
Terkadang, tidak semua logika manusia mampu menerima keputusan yang diambil seseorang. Terkadang, semuanya tampak aneh. Terkadang, semuanya terlihat naïf bahkan munafik. Tapi satu hal yang pasti, kita bukan anak kecil lagi yang segalanya berujung “tidak apa-apa”. Kita sudah cukup dewasa untuk mampu membahagiakan orang-orang terkasih. Tapi kita juga sudah cukup mampu melakukan hal sebaliknya, menyakiti orang lain..sengaja atau tidak sengaja. Dan apa Anda tau? Hati yang dewasa tak sama dengan hati seorang anak kecil. Yang hanya tinggal Anda belikan permen saja maka luluh lah hati nya. Hati seorang dewasa mampu merekam tiap momen yang berkesan, baik itu manis atau pahit sekalipun..dalam jangka waktu yang lama bahkan selamanya. Jadi, sungguh…memang diperlukan perlakuan yang tidak sembarangan dalam menghadapi tiap masalah, tiap hati, tiap individu dalam hidup kita.

Save our heart :)

Semoga kita termasuk insan yang pandai bersikap, pandai menjaga sikap, pandai menjaga hati..
Matang dalam berpikir..
Mencintai kedamaian, karna sesungguhnya pikiran yang jernih hanya akan kita dapatkan jika kita berada dalam kedamaian hati. Selamat malam :)