6.9.14 | By: Indah Ayu Septriyaningrum

Why I Write ?

Assalamu'alaikum pembaca sekalian..

Menulis…



Apa definisi menulis bagi kalian? Setiap orang punya definisi masing-masing tentang tulisan. Tapi bagi Saya pribadi, menulis adalah cara lain yang dapat Saya gunakan untuk melepaskan segala unek-unek, pikiran, masalah, mengekspresikan perasaan, dan lain sebagainya ketika perasaan tak bisa diungkapkan melalui ucapan. Jadi, jangan heran. Jika Anda, ya..Anda yang sedang membaca tulisan ini, yang terjebak ke halaman ini, maka jangan heran jika Anda menemukan tulisan yang bukan bersifat ilmiah. Tulisan ini lebih mirip catatan kehidupan yang pernah Saya alami.

Jujur, terlalu banyak unek-unek yang tak sampai terucap. Hingga Saya pun lebih sering bingung harus menulis dari mana. Bisa dibilang, sampai detik ini, Saya belum menemukan orang-orang yang bisa Saya sebut “pendengar yang baik”. Menurut Saya, untuk menemukan “pendengar yang baik”  (selain Tuhan) tak cukup hanya dengan hanya “bersahabat” atau “berteman baik”. Lebih dari itu, diperlukan kenyamanan dan kecocokan dalam berkomunikasi. Terkadang, seorang sahabat pun tak mampu membuat kita nyaman untuk bercerita. Setiap orang punya porsi masing-masing dalam memberikan rasa nyaman.

Terkadang, Saya berpikir. Apa mungkin memang ini lah tempat paling nyaman yang bisa Saya dapatkan untuk mengekspresikan perasaan dan kondisi kehidupan yang sedang Saya hadapi. Terkadang, kita tak perlu mendapatkan feedback untuk mendapatkan rasa nyaman. Terkadang, sekedar berbagi cerita saja sudah cukup meringankan pikiran dan beban kehidupan yang ada, tak meminta jaminan untuk mendapatkan feedback. Ya, saya tau betul. Tidak mungkin blog Saya ini menjawab otomatis segala tulisan Saya, bahkan lewat email pribadi sekalipun.

Hidup…

Ternyata waktu terus berlari. Hingga tak terasa, usia semakin dewasa. Semakin dewasa, dan semakin banyak persoalan kehidupan yang datang. Mulai dari aktifitas harian, konflik keluarga, gejolak batin, prestasi, akademik, sampai asmara. Kadang Saya rindu, rindu sekali masa kanak-kanak yang pernah Saya alami. Ketika hati tak sesak dengan konflik kehidupan. Ketika matahari begitu hangat menyambut keceriaan seorang anak dengan seragam putih merah nya. Ketika logika tak bekerja keras untuk sekedar mengerti dan berusaha memahami maksud Tuhan. Taka da beban berarti didalamnya.


Gadis kecil dulu kini telah menjelma menjadi wanita dewasa. Perlahan tapi pasti, namun proses tetap membawanya bermuara menuju dunia nyata. Dunia yang keras. Penuh makna. Otak harus bekerja lebih keras untuk memahami arti kehidupan. Hati ditempa untuk berkali-kali merasakan sakit. Bahkan yang luar biasa. Bukan masalah seberapa sering merasakan sakit, tapi seberapa kuat dan sering kita memilih untuk bangkit. Hal terberat dalam proses kehidupan adalah peralihan dari jatuh menuju bangkit. Hebat pun bukan sekedar yang mampu bangkit, tetapi yang pandai menyimpan rasa sakit. Mengontrol jiwa untuk tidak berekspresi berlebihan untuk berkata “Hai ! Aku rapuh!”. Hebat adalah ketika orang terdekat Anda sekalipun tak pernah tau kalau Anda sedang rapuh. Bisa? Saya selalu mencoba dan sedang mencoba…


Setidaknya, hanya dengan menulis. Semuanya terasa lebih ringan :)