Assalamualaikum
Sore itu, aku dan sahabatku numpang kerja kelompok di laboratorium komputer. Yang kebetulan asisten lab nya juga temen kami, inisial "W". Ga ada angin ga ada hujan. Tiba-tiba dia datengin kami dan memberikan beberapa pertanyaan sensitif kepada kami. "Katanya" sih buat survey. Ya karena kami cukup kenal dia, ya kami ladenin kan ya. Awalnya sih biasa aja, taunya pertanyaannya sesuatu sekali -_-
Kurang lebih sih begini:
1. "Berapa 'mantan' yang kalian punya?"
2. "Sejak kapan kalian kenal 'pacaran'?"
3. "Pendamping hidup yang baik menurut kalian?"
Oh men -_-
pertanyaan macam apa ini.
Nah, berhubung topik pembahasan tulisan kali ini adalah :
"BERTANGGUNG JAWAB"
Jadi itu lah jawaban dari pertanyaan nomor tiga. No 1 dan 2 nya cukup kami yang tau. haha
Why BERTANGGUNG JAWAB ?
Kenapa?
Ya ini sih dari sudut pandang aku sih ya, setiap individu kan punya sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, kalau menurutku "Bertanggung Jawab" itu satu kata yang sifatnya "mobile". Ga percaya? Sini aku terangin (ga pake nyalain lampu dulu kok :p ). Sebelumnya aku perjelas dulu, point ini adalah point utama. Ya, POINT UTAMA tapi BUKAN POINT TERUTAMA. Lah point terutamanya ada lagi Ndah? Ya yang ini sih klise, relatif, umum, POINT TERUTAMA nya ya tentang IMAN. Udah cukup ya, entar malah kemana-mana nih ga fokus ke "bertanggung jawab" tadi. Kembali lagi kebahasan awal. Antara point utama dan point terutama tadi pun punya benang merah. Ya, karena jika seseorang itu adalah orang yang bertanggung jawab. Ia pasti bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Ia pasti bertanggung jawab atas keluarganya, nama baiknya, martabatnya, agama, bangsa bahkan negara nya. Benar?
Bertanggung jawab atas diri sendiri merupakan level awal dari "pantas" tidaknya seseorang itu diberikan kepercayaan. Jika ia mampu bertanggung jawab atas dirinya, ia pasti akan membangun jati dirinya menjadi sosok luar biasa. Ga perlu luar biasa dimata dunia. Minimal ia sudah cukup luar biasa bagi orang-orang disekitarnya. Bagi orang-orang yang menyayangi nya. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri itu contoh simplenya ya bersyukur atas apa yang sudah Allah beri. Misal badan, jika ia bertanggung jawab ia tidak akan "merusak" badan nya dengan yang tidak bermanfaat bahkan merugi. Sebut saja rokok dan lain sebagainya.
Jika ia pribadi yang bertanggung jawab, ia pasti bertanggung jawab atas pilihan hidupnya. Pilihan hidup sebagai seorang muslim misalnya. Itu artinya sudah seharusnya ia menjadi seorang yang takwa. Ya, menuruti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukan sekedar mengetahui teorinya saja.
Jika ia cukup mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Insya Allah itu pertanda ia mampu bertanggung jawab atas keluarganya. Semisal bertanggung jawab sebagai anak yang baik, menyenangkan, pendamai diantara keluarganya. Menjadikan kehadirannya laksana bintang ditengah hamparan langit malam. Menjadikan dirinya laksanan oase ditengah gurun pasir yang kering dan panas.
Jika ia sudah mampu bertanggung jawab atas keluarganya. Itu artinya sudah semakin banyak saja "point percaya" yang diberikan orang lain bagi dirinya. Itu artinya tidak menutup kemungkinan banyak "orang lain" lainnya yang juga menaruh rasa percaya terhadap dirinya. Nah, ketika ia berada diposisi ini. Seharusnya ia mampu membuktikan bahwa ia pantas dipercaya. Disini pula ujian "bertanggung jawab" itu diberikan kepadanya. Dengan catatan apapun yang dipercayakan orang lain itu memang mampu ia laksanakan. Karna jika ia memaksakan diri menyanggupi apa yang diujikan padanya sedangkan kemampuannya tidak mencukupi. Justru point "tanggung jawab" itu akan berbalik menjadi "lalai".
Jika pun ia memilih pasangan hidup, dan jika ia "bertanggung jawab". Sudah pasti ia akan selalu berusaha membahagiakan pasangannya sampai ajal menjemput. Sudah pasti ia akan merubah rumah mereka layaknya surga. Penuh dengan kebahagiaan. Diselimuti kedamaian. Canda dan tawa sebagai perenyah suasana kebahagiaan. Emm, tapi jadi catetan pribadi ku nih. Bertanggung jawab sih boleh, tapi bukan berarti karena sanggup bertanggung jawab terus enteng banget buat poligami ya. Is A NO! *for me -_- Ya mungkin aku izinkan, itu pun KALAU yang jadi target keduanya udah renta dan perlu perlindungan. Plis deh ya jangan jadikan cerita nabi untuk alasan poligami. Iya sih iya ngikutin nabi, tapi iya gitu artinya milih yang cantik muda sehat bahkan masih sanggup bertahan sendiri tanpa perlindungan? Nabi punya alasan tersendiri untuk poligami. Mari kita beri judul "Ketika 'nafsu' menjadi alasan dari pembenaran diri" #ppffft Kalau bener iya, serius.. sama sekali bukan termasuk yang "bertanggung jawab". Leave him!
Nah, jika ia bisa membuat cap "bertanggung jawab" pada dirinya sendiri. Calon mertua mana yang akan menolak anak nya dilamar dengan seseorang yang bertanggung jawab?
Ya kan? That's why..kenapa jawaban dari pertanyaan no 3 tadi adalah "BERTANGGUNG JAWAB"
Itulah tadi beberapa hubungan kenapa "bertanggung jawab" itu jadi point penting. Sebenernya sih masih banyak lagi hubungan lainnya. Semisal jika ia bertanggung jawab terhadap lingkungan ia pasti ga akan buang sampah sembarangan. Atau, jika ia bertanggung jawab terhadap peraturan..ia pasti ga akan menerobos lampu merah apalagi korupsi! . Jika ia bertanggung jawab, ia pasti akan menepati janji nya. Dan masih banyak lagi lah contohnya :)
Ya semoga kita bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab ya :)
Kamu sendiri yang akan menciptakan "cap" yang ada pada dirimu dimata orang lain.
Ini bukan berarti pencitraan diri, tapi memang untuk membuat pribadi yang berkualitas.
Ga perlu nunggu orang lain "mandang" kita baru kita bertanggung jawab. Semua dimulai dari sini. Iya. Niat dari hati yang tulus untuk memperbaiki diri.
Selamat bermalam selasa :)
Wassalam