16.11.13 | By: Indah Ayu Septriyaningrum

Jangan Liat Sampulnya


Assalamualaikum

Dear, you.. yes you..
Malam ini malam minggu, berarti tadi pagi adalah Sabtu Pagi :)

Sesuai judulnya, malam ini saya akan menceritakan alias mengeluarkan aspirasi dan apapun lah itu namanya yang saya rasa, pikir dan alami baru-baru ini.

Hmmm, jadi begini. Blak-blak-an aja lah ya. Ternyata eh ternyata, usut punya usut. Saya melihat dengan mata kepala sendiri. Bukti dari "kita tuh sebenernya ga bisa nilai orang lain cuma dari luarnya doang". Dia yang tampak diam, bukan berarti ga punya aspirasi. Dia yang tampak cerewet juga ga selalu pinter. Dia yang tampak baik juga belum tentu tulus. Dia yang tampak tegar juga bukan berarti bebas dari galau. Ya begitulah teorinya. Dan hari ini saya membuktikannya ~ #tssah

Suatu ketika, saya memiliki sahabat-sahabat yang nano-nano. Why? yaiyalah. Mereka itu abstrak. Pada dasarnya baik, tapi banyak bumbunya. Ada yang selengean, ada yang baung alias playboy tapi niat insyaf (ga tau deh kapan realisasinya), ada yang kecanduan sama pevita pearce, ada yang ide nya banyak banget sampe susah nampungnya, ada yang lola, ada yang tomboi, ada yang plestek. Tapi pada dasarnya mereka itu baik :)

Ternyata, dengan penilaian pribadi mereka yang seperti itu.  ga pernah nyangka, kalau diumur sekarang mereka udah mikir jauh banget kedepan. Banget. Saya ga nyangka aja, dengan keseharian mereka yang begitu, dengan cap yang terlanjur melekat diotakku tentang mereka yang begitu ternyata tersimpan rencana-rencana luar biasa dibalik kekanak-kanakan sikap mereka selama ini.

Berbelit-belit banget kamu mah Ndah. Ahahaha..sengaja :P
Oke, jadi gini. Semua dimulai dari :
Tadi pagi, kebetulan ada acara organisasi yang saya dan sohib-sohib seperjuangan harus hadiri. Jadi, ketemulah kami ditempat itu. Biasa, diawali dengan keusilan mereka yang selalu ga pernah bosen-bosennya mancing saya, atau ngegodain saya soal asmara. Haha...ya mereka selalu bilang "Kami tu bakal berhenti kalau kamu beneran tebar undangan Ndah" -__-
Oke, SKIP!

Kemudian, karena perut mulai keroncongan. Pindahlah tongkrongan kami ke kantin. Yiihaa..
Awalnya seperti biasa, canda tawa lagi diantara kami. Namun, mendadak suasana berubah serius ketika salah satu diantara kami mulai berbicara dengan mimik serius. ASLI

Awalnya, kami kira becanda lagi. Ternyata asli serius. Kenapa? Ya gimana ga serius kalau perbincangannya tentang "NIKAH". OH GOD :")
Saya ga pernah nyangka diumur segini (20) mereka kepikir sampai kesana loh, saya pikir mereka masih males mikir kesana, masih mau bebas, masih ga mau meribetkan pikiran untuk pikiran yang seperti itu. Ternyata, ga nyangka. Dengan mimik serius, dia cerita kalau dia serius. Kalau dia punya prinsip hidup ditahun ke-2 sampai ke-3 kuliah, dia akan mulai berpikir serius. Bahkan dia mulai "menabung" yang katanya buat modal nikah dari sekarang. Ya, taulah biaya nikah itu ga murah. Apalagi suku kami "Jawa" yang biasanya memang seharian acaranya. Katanya sih, Insya Allah tabungannya akan cukup dipakai modal nikah untuk 3-5 tahun mendatang..Ga sampai disitu, bahkan dia sudah punya rencana gimana caranya dia nanti membuat jodohnya terkesan saat hari itu tiba..siapapun jodohnya nanti  :')


Memang, pernikahan itu butuh modal yang banyak. Ga cuma materi, tapi juga mental. Kesiapan dan kematangan kedua insan manusia tersebut juga harus pasti. Pernikahan bukan sekedar main uno, main monopoli apalagi domino. Bukan! Pernikahan juga bukan sekedar pembuktian yang sering dibilang "CINTA". Pernikahan ga sebatas hanya menyatukan 2 sikap dari 2 individu, bukan hanya menyatukan sifat 2 individu, tapi juga menyatukan 2 keluarga, 2 adat, 2 istiadat, 2 keyakinan, 2 paham, 2 tradisi yang kesemuanya berpotensi memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dan menyatukan kesemuanya itu bukan hal yang gampang. Ciyus! Saya apresiasi bagi kalian yang berani memutuskan untuk melangkah ke jenjang ini (baru dapet undangan nikahan temen lagi tanggal 24 November 2013 -_- ) . Artinya, kalian punya keberanian yang besar. Dan saya yakin, kemantapan, kesiapan, dan yang terpenting rasa berani TANGGUNG JAWAB kalian terhadap keputusan ini sudah 100%. Barakallah :)

Kembali ke kantin..
eh, kembali ke cerita dikantin tadi..

Percaya ga? Ada 3 orang perempuan yang waktu itu ada disitu, sedang memperhatikan cerita si empunya cerita hidup (termasuk saya) yang secara ga sengaja menitikkan air mata haru. Sweet banget, jarang banget saya temuin laki-laki sepantaran saya yang punya pikiran sejauh itu. Seterencana itu. Ya saya tau itu baru rencana, tapi saya mengapresiasi rencananya. Seengganya itu membuktikan kalau dia punya rencana masa depan, yang memang matang dia persiapkan untuk masa depannya. Padahal belum tau siapa jodohnya. Ya faktanya, wanita memang lebih sensitif soal "gitu"-an . Tapi saya ga pernah heran kalau dijangka umur yang sekarang (20-25) tahun bukan hal yang aneh lagi kalau perbincangan antara perempuan itu tentang pernikahan. Ya terang aja, itu kan kisaran umur ideal wanita #eeaaa. Yang saya heran ya temen saya ini, jarang loh laki-laki umur segini udah mikir sejauh itu. Rata-rata masih mau menikmati hidup, masih cari jati diri, masih menomor sekian kan hubungan, masih besar rasa takut nya. Masih ga mau dipusingkan dengan makhluk yang dinamakan "wanita" (kecuali main-main atau sekedar status). Ga percaya? Coba datengin temen cowo kamu yang kamu cap sebagai "playboy" atau ya yang selengean gitu.. rata-rata pasti akan bilang "Ya ampun, jauhnya sudah omongan. Kebeletnya kalian" ~ lalalala :p

Salut deh buat kamu, ga nyangka loh pikiranmu sampai kesitu. Semoga apa yang kamu tuju tercapai ya :)
Semoga berhasil menjemput "bidadari" yang kamu mau
Semoga lekas halal, Insya Allah niat baik ada jalan-Nya :)
Semoga modal nikahnya cepet terkumpul, jadi kami cepet dapet undangan ya :D
Cepet kasih keponakan saya, ahahaha :D
Jadi, kalau saya yang naik pelaminan kamu udah ngegandeng istri,
Si istri ngegendong keponakan saya ^ . ^

Senyuman kalian, bahagia saya :)
Aamiin 

Wassalam

0 Comments:

Posting Komentar