Assalamu'alaikum kamu...
Long time no see ya, sorry tapi emang lagi bener-bener kehabisan jatah waktu luang :(
Malam ini aku lagi mau share pengalaman pribadi ku sekaligus pandangan ku ya. Ini tentang "APRESIASI". Ya...apresiasi. Penghargaan. Eit! Bukan pamrih loh ya :)
Kenapa bukan pamrih? ya, menurutku permintaan untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain itu bukan hal yang salah, ya selama ga berlebihan. Ada saat nya kita perlu memberikan apresiasi kepada orang lain. Semisal ketika orang lain itu telah melakukan hal positif yang bisa meningkatkan kualitas hidupnya bahkan jika memang dengan hal positif yang ia lakukan mampu memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.
Mulai....
Sebelumnya aku bilang kalau aku mau share soal pengalaman pribadi kan ya :)
Nah, jadi begini. Suatu ketika, kurang lebih 7 tahun yang lalu. Ada seorang gadis yang tanpa sengaja terlibat percakapan yang serius tapi santai dengan ibu nya :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gadis : "Bu, nanti kalau masuk SPENSA mau pake jilbab ya?"
Ibu : "Kamu yakin?"
Gadis : "Iya dong bu"
Ibu :"Tapi ibu yang ga yakin"
Gadis :"Loh? Kenapa bu?"
Ibu : "Ibu ga mau jilbab yang nutupin auratmu nanti itu yang awalnya niatnya baik justru jadi pisau tajam buat kamu kalau ga hati-hati"
Gadis :"Maksudnya bu?"
Ibu : "Ibu ga mau kalau kamu cuma makai jilbab karna musim, atau latah ngikutin temen-temen mu aja. Ibu ga mau kalau sampai liat anak ibu bongkar-pasang jilbab kaya perempuan lain, kamu berani komitmen dari sekarang engga?"
Gadis :"emmmmmm ._."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ya, gadis itu aku...lalalallaa
Sebenernya waktu denger ibu bilang gitu, hati ini jadi galau. Niat sudah ada, tapi kalimat ibu ada benar nya juga. Waktu itu aku masih duduk di kelas 6 SD. Niat nya, masuk SMP aku mau mulai pakai jilbab. Tapi emang bener sih, kalau disekolah masih ada pelajaran penjaskes. Dan bukan hal yang asing lagi kalau temen-temen yang udah pakai jilbab sering buka jilbab nya pas olahraga. Sedih sih liat nya tapiiii :(
Mungkin seperti itu yang ibu takutkan. Ya, aku paham. Jadi, dimulai dari NIAT, perlahan aku rasa aku mulai memasuki PROSES hijrah dalam hidupku. Memang selagi SMP aku memang belum berjilbab, merasa bersalah memang, sampai aku duduk di bangku SMK pun aku masih belum berjilbab. Ya, semakin merasa bersalah. Coba hitung? berapa tahun niat ini hanya menjadi niat tanpa realisasi? Ya, hatiku saat itu memang belum mantap. Bukan ragu untuk menutup aurat, aku cuma takut mempermainkan komitmen. Karena pada dasarnya aku adalah orang yang sangat menghargai komitmen. Komitmen itu seperti sumpah bagiku. Pantang dilanggar. Jika aku melanggar maka aku akan merasa menjadi manusia paling munafik. Sekali berkomitmen, maka ia tetap komitmen, bukan bualan semata. Itu aku
Sampai suatu ketika, tibalah saat dimana aku sebagai murid kelas 2 SMK harus mengikuti magang. Kebetulan kala itu aku berkesempatan magang di Telkom Bogor Jawa Barat. Banyak sekali pengalaman berharga yang aku dapatkan disana, mulai dari kuliner, budaya sampai masyarakatnya yang ramah. Kurang lebih 3 bulan tinggal di sana. Aku lumayan banyak memiliki kenalan baru di Bogor. Termasuk karyawan di kantor. Mulai dari karyawan kantor biasa, sampai bagian lapangan. Disana aku juga bertemu dengan karyawati muda yang juga sedang mengikuti studi di IPB Bogor, ah lupa jurusannya. Aku biasa memanggilnya mba Puni :) . Disana aku juga memiliki banyak orang tua baru, ya mereka seperti orang tua bagiku selama aku tinggal di Bogor. Mereka adalah atasan ku di kantor, mereka sangat perhatian, baik, bahkan sering memberiku petuah. Pak tatang, beliau seperti ayah bagiku. Setiap hari, ada saja petuah nya untukku. Aku ingat sekali betapa mendorong nya beliau agar aku menutup aurat. Kalimat ini sangat sering dilontarkannya kepada ku :
"Neng, sini coba liat foto kemaren (kebetulan Pak Tatang hobby nge-foto anak-anak magang). Coba liat si eneng kalau lagi senyum, manis ya? Kaya china . Tapi lebih geulis lagi kalau pakai hijab neng. Bukan cuma manusia yang suka ngeliatnya, Allah juga pasti jatuh hati anakku"
Ya, beliau sangat sering mengarahkan ku untuk menutup aurat, tapi banyak pertimbangan. Apalagi waktu itu aku manu naik kelas 3 SMK, seragam ku? harus beli baru lagi yang panjang dong? Begitu mendengar curhatanku tentang niat ku yang sudah ada hanya saja terganjal seragam, Pak Tatang justru semakin mendorongku, beliau sampai mau membelikan ku seragam baru agar aku akhirnya menutup aurat. Sayang nya, aku terikat dengan sekolah swasta yang punya seragam sendiri yang ga dijual dipasaran. Jadi, lagi-lagi niat ku gagal terealisasi. Ya, waktu itu bahkan sampai sekarang pun aku masih dalam PROSES ya, aku memang belum berhijab karena seragam sekolahku masih pendek, tapi kalau untuk keluar rumah aku sudah mulai menutup aurat. Ya, segalanya butuh proses. Dan aku mengapresiasi itu :)
Ga cuma tentang berhijab, soal sholat lima waktu pun beliau sering memberiku petuah bahkan sindiran kecil untuk kebaikanku. Beliau memang sering menjadi imam di mushola kantor jika adzan sudah terdengar. Kadang, ada kalanya tugas kantor menumpuk dan akhirnya khilaf. Memang belum telat, tapi akhirnya aku sholat terlambat. Semisal sholat dzuhur jam setengah 3 atau jam 3. Pasti deh kena sindir ayah ku yang satu itu
"Neng? habis sholat ashar? kan belum masuk ashar?" | "emm hehe dzuhur pak" | "oh kirain neng kecepetan sholat ashar, lihat deh jam berapa ini" | JLEB
"Neng? habis sholat ashar? kan belum masuk ashar?" | "emm hehe dzuhur pak" | "oh kirain neng kecepetan sholat ashar, lihat deh jam berapa ini" | JLEB
Suatu hari, ibu-ibu kantor mengajak aku untuk ikut ke majelis yang rutin diadakan setiap jumat dikantor dan kebetulan saat itu yang menjadi pembicara nya adalah ust. hari mukti , itu tuh rocker tempo dulu yang sekarang udah taubat dan akhirnya aktif berdakwah. Karna dadakan, kostum pun cuman pakai seragam sekolah. Ceramahnya pun nyesek banget, jadi ngerasa paling berdosan. Kurang lebih gini nih pernyataan yang bikin hati galau segalau-galaunya waktu itu
"selangkah kita ga berhijab keluar rumah, selangkah lebih dekat ayah kita ke neraka"
Oh meeeeeeen! :(
Apalagi waktu itu cuman aku dan salah satu temen ku aja yang ga berhijab. Sementara setelah majelis selesai, karyawati pada ngobrolin ceramah tadi tepat diantara aku. Ya Allah rasanya itu nyesek banget. Ngerasa hina sendiri. Ngerasa jahat sendiri :(
Ya, Bogor kota Beriman, aku iyain deh. Masyarakatnya ramah, dan kebetulan disekitarku juga taat semua, dengan jilbab yang menutup dada, rok panjang, baju longgar, ah ngeliat mereka itu bikin adem . Aku yang perempuan normal aja ngeliatnya adem, apalagi lawan jenis coba? adem, aura nya itu loh..Masya Allah banget lah :')
Sepulang dari tugas magang ku di Bogor, tekad ku semakin kuat. Dan komitmen ku pun sudah mantap untuk berhijab. Aku memulai menyiapkan "persenjataan", ya..aku mulai mengoleksi jilbab dan baju dengan langan panjang, celana panjang. Ya, sudah kuputuskan untuk semakin memperbaiki cara berpakaian ku selepas duduk di bangku SMK. Ya, setelah menjadi mahasiswi aku sangat yakin dengan keputusanku untuk berhijab. Ya, walau aku akui semuanya masih jauh dari sempurna, bahkan seberusahanya aku pun tidak akan mencapai kata sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik-Nya.
Dan aku tau aku sedang berada didalam PROSES, dan aku menikmatinya. Sedikit demi sedikit, perlahan tapi yakin. Aku mulai meluruskan yang serong, aku hapus semua foto pribadiku yang memperlihatkan aurat ku di sosial media. Aku takut. Takut jika Allah lebih dulu memanggilku sebelum aku sempat membersihkan sosial media ku dari foto-foto yang mengumbar aurat, dan itu akan menjadi pemberat timbangan dosaku yang akan terus menjadi dosa jika tetap kubiarkan lelaki yang bukan muhrimku melihat dengan bebas foto pribadiku. Ya, aku mulai berjaga-jaga dalam menshare foto-foto disosial media.
Satu PROSES lagi kulewati..
Ga kerasa saat itu aku sudah sampai di semester 4 dalam menempuh jenjang pendidikan strata 1 ku.Pikiran ku mulai mengajak mu memutar otak. Ada yang harus diperbaiki setiap waktu nya. Ya. Selalu. karena waktu begitu berharga untuk dilewati begitu saja tanpa ada perubahan positif untuk diri ini. Masih banyak yang perlu diperbaiki dari diri ini. Ya, target ku selanjutnya adalah berusaha hijrah dari celana ke rok. Ya, tentu perlu proses. Jadi sampai saat ini pun aku masih berusaha mengoleksi rok untuk keseharian, mengurangi penggunaan celana. Dan jujur sampai di tahap ini, sekarang jika mengenakan celana. Ada rasa aneh dan ga nyaman yang kurasakan. Ya, aku sudah terlanjur nyaman dengan rok. Sabar ya, baru separo koleksi celana yang dimuseumkan, beberapa waktu kedepan Insya Allah dilemari cuma akan ada rok dan celana kain dan mungkin training aja. No jeans. Berhijab pun mulai kuperhatikan, sebisa mungkin menutup dada. Aku tau cara berhijab ku pun belum benar sepenuhnya. Tapi selalu kuusahakan untuk terus memperbaikinya. Kan ga lucu koleksi masih dikit, bentar panjang bentar pendek. Yang ada jadi omongan orang lagi kan "katanya hijab panjang, kok besok nya udah pendek lagi, udah ga syar'i lagi?" . Uuhh bikin kuping panas. Ya itu sih biasanya keluar dari mulut mereka yang ga menghargai arti sebuah perubahan positif, niat positif, cuma cari celah buat dapetin negatifnya. haha. dont care! :p Pelan-pelan ya :)
Ya kan Allah Maha Tahu, apalah arti pandangan manusia jika memang pandangan itu salah? Yang penting kan pandangan Allah untuk kita. Ya kan? Hina dimata manusia sih I dont care lah ya, asal ga terlanjur terus-terusan hina dimata-Nya aja. Itu.. :)
Satu NIAT lagi...
2014 didepan mata, apa resolusi mu?
aku ingin mencapai apa yang sebelumnya aku pikir tidak mungkin ku capai, aku ingin lebih dekat dengan-Nya. aku ingin menarik perhatian-Nya. aku ingin mendapatkan hati-Nya.
2014 didepan mata, apa resolusi mu?
aku ingin mencapai apa yang sebelumnya aku pikir tidak mungkin ku capai, aku ingin lebih dekat dengan-Nya. aku ingin menarik perhatian-Nya. aku ingin mendapatkan hati-Nya.
Akhir 2013... Kesibukan yang padat bikin manusia sering khilaf. Ya aku. Aku jadi jarang puasa sunnah lagi. Hiks... Dan 2014 menjadi tahun target untuk menggalakan SHAUM! lalalalalala
pahala itu sebenernya banyak cara dapetinnya, cuman dikit aja manusia yang mau dapet bonus dari Allah :"
Nah! di tahun 2014 jika Allah berkenan memperpanjang waktu ku didunia. Mau dong mentradisikan puasa sunnah, sholat sunnah juga. Aamiin Insya Allah tekad sudah bulat! Yeah! :)
pahala itu sebenernya banyak cara dapetinnya, cuman dikit aja manusia yang mau dapet bonus dari Allah :"
Nah! di tahun 2014 jika Allah berkenan memperpanjang waktu ku didunia. Mau dong mentradisikan puasa sunnah, sholat sunnah juga. Aamiin Insya Allah tekad sudah bulat! Yeah! :)
Psssst segitu aja deh ya bocoran resolusi ku :)
Bahkan belum niup terompet ganti tahun loh ini, eh malah udah main bongkar aja. Hihi
Tolong aamiinkan yang baik ya, jangan ditiru yang buruk nya :)
Cerita ini sungguh bukan untuk memamerkan diri, atau hal semacamnya.
Cerita ini sungguh bukan untuk memamerkan diri, atau hal semacamnya.
Cerita ini murni dengan niat berbagi, supaya kamu kamu dan kamu bisa mengambil hikmah positif dari cerita hidupku.
HIDUP ADALAH PROSES. HARGAI PROSES. MAKA KAMU MENGHARGAI HIDUP. HIDUPMU. HIDUP ORANG LAIN :)
Keep fight! keep spirit! keep sabr!
Keep pray and sholat! :)
Wassalam :)
2 Comments:
mantap nih dijadiin buku inspiratif,,, :D
Wah, masih jauh dari kata pantes ka :"
Posting Komentar