14.8.13 | By: Indah Ayu Septriyaningrum

3K


Assalamualaikum sob :)

Tik tik tik bunyi hujan diatas genteng..

yap! cuaca sedang hujan saat aku menulis tulisan ini.
Niatnya mau nyambung ngoceh kemaren malam, etapi keburu diajak ibu bapak keliling *masih lebaran. Haha

Oke, kembali ke topik inspirasi tulisan ini. 3K? Apa sih Ndah? 
Apa ya.. ehem! Ini tentang "Komitmen", "Konsekuensi" dan "Konsisten"
Iya, jadi aku akan berbagi kisah pribadi ku tentang 3K tadi. 
Jangan heran kalau yang aku posting kebanyakan adalah pengalaman pribadi, ya gimana...aku bukan yang pandai merangkai kata dengan bentuk penyuguhan yang baku gitu lah, tapi cukup romantis pada waktunya :| #eh

well...

Pernah ga sih kamu dilema?  Pernah juga ga sih kamu galau? (pasti banyak yang ngangguk nih, minimal mengiyakan dalam hati deh :p)
Pernah denger "ga ada asap kalau ga ada api" atau "selalu ada sebab untuk akibat"?
Nah! Jadi nih, menurut teori suka suka ku, dilema dan kawan-kawan tadi adalah salah satu cikal bakal pembentuk...alias the reason why ..kenapa lahir sebuah komitmen, konsekuensi dan konsisten. 

3 K = Komitmen, Konsekuensi dan Konsisten = ketiganya saling terikat dan punya peran penting.
Masih bingung kenapa? ya, menurut pengalaman saya. Seperti lagunya peterpan (sekarang Noah) "tak ada yang abadi". Begitu juga dengan kegalauan dan dilema. Selama-lamanya kamu galau, pasti akan ada titik dimana kamu sadar sesadar sadarnya bahwa "aku ga bisa begini terus, harus berbuat sesuatu". Nah! Itu dia poin awal lahirnya namanya "Komitmen". Komitmen itu serumpun sama keputusan. Cuma beda kasta dikit aja. Komitmen lebih kece aja gitu dibilangnya sedangkan secara tradisonal nya kita sebut keputusan #halah. Keputusan hidup yang menentukan masa depan mu. Ingat, masa depan. Kita berbicara tentang masa depan. So, kita harus berpikir dengan kepala dingin, menimbang, dan membuat hipotesis tentang apa yang akan terjadi jika kita ambil keputusan A, B atau C. 

Sulit memang, tapi ingat "life is choice" ya...hidup adalah pilihan. Dan dibalik pilihan selalu ada bayangan yang kita sebut "konsekuensi", sama kaya komitmen..konseskuensi juga serumpun sama resiko. Cuma beda kasta dikit ...*cut! udah ga usah diterusin Ndah...ga penting..hha.
Oke, back to the theory. Yup, yang namanya pilihan selalu ada resiko yang harus kita hadapi. Entah baik atau malah buruk. Khususnya bagi perasaan kita *tssah (dasar wanita..hih). Nah disinilah tingkat kedewasaan kita diuji. Tentang setangguh dan seberani apa kita menentukan pilihan. Tentang bagaimana caranya kita menyikapi resiko yang ditimbulkan si pilihan tadi. Dan tentang bagaimana kita menyetir kehidupan kita menuju hidup yang kita inginkan. Our direction! yeah! \m/

Konsistensi...sudah kenalan? mari PDKT..konsistensi kata dasarnya dari kata KONSISTEN.(Yaiyalah..anak SD juga tau -_-) .Forget it..
Hmmm, ya ya ya jadi setelah sukses membuat komitmen dan berani mengahadapi konsekuensi nya...sekarang buktikan bahwa kamu adalah pribadi yang bertanggung jawab. Minimal pada dirimu sendiri. ya..ini kan hidupmu. Karena, apalah arti komitmen tanpa konsisten. Apalah arti berani dan tangguh menghadapi konsekuensi kalau ga konsisten? Komitmen abal-abal itu mah namanya. Kamu perlu evaluasi diri kalau gitu keadaannya. Hmmm

Nah, itu tadi sekilas dan secuil teori suka suka ku tentang 3K. 
Namanya juga teori, selalu lebih mudah daripada prakteknya. Hiks
Begitu juga aku, bukan munafik atau sok menggurui. Ya pada dasarnya, segala apa yang aku curahkan diblog ini selain berbagi juga emm apa ya...#SelfNote ! Nah itu...Jadi aku juga mengingatkan diri sendiri sesuai dengan apa yang pernah aku tulis. Kurang lebih sih begitu.

Pada kenyataannya, saat ini emmm tepatnya beberapa waktu lalu saya dihadapkan dengan 2 pilihan yang selalu mengisi otak dan hati saya #eeaaaa
Ibarat kartun, mungkin diatas kepala saya sudah berhadir dua opsi yang selalu "diganang" kata orang banjar. Haha...
Dan klimaks nya adalah "cepat atau lambat, aku harus bertindak". Haha, mirip kan sama teori diatas tadi? Ya jelas, namanya juga kutipan hidup ku ..haha
Jadi, sebenernya bukan menghindar dari masalah, atau justru mengambil langkah paling praktis. Tapi masing-masing pilihan sudah aku pikirkan matang-matang. Kalau aku memilih A maka akan begini. Dan kalau aku memilih B maka akan begitu. Jeng jeng jeeeeeeng....jika diibaratkan, aku berada diantara persimpangan jalan, dan ga pernah tau apa yang akan aku hadapi dijalan yang nanti aku pilih. ITU. Seperti ITU lah rasanya. 


Walhasil, dipersimpangan antara belok kanan atau belok kiri. Ya aku pilih jalan lurus terus aja lah ya. Daripada waktu ku habis untuk berdiam dan stuck dipersimpangan jalan, dan terlalu lama memikirkan belok kanan atau kiri. Toh kedua jalan itu pun ga ada yang menawarkan kepastian hidup. Sedangkan bisa jadi, jalan lurus terus didepan ku ini bisa mempertemukan ku dengan kepastian hidup. Tanpa praduga, tanpa asa yang terlalu tinggi, atau mimpi yang hanya akan sekedar menjadi mimpi. Seperti itulah kondisinya, bisa jadi.. bisa jadi di jalan lurus didepan mata ku ini aku dipertemukan dengan kemudahan yang mengantarkanku kepada tujuan hidupku, kebahagiaan. Tapi, kembali lagi seperti yang ku bilang tadi, Kita ga pernah tau apa yang akan kita temui dan bagaimana akhir perjalanan kita. Tapi satu yang aku yakini, aku percaya takdir, dan takdir dari Tuhan ku tidak pernah dan tidak mungkin buruk, hanya saja manusia yang mengkondisikan takdirnya sendiri menjadi buruk. Takdir Tuhan memang pasti, tapi kita ga pernah dilarang untuk berusaha merubah takdir. Life is choice *lagi. Tinggal pilih, kamu mau takdir yang baik? ya perbaiki hidupmu. Kamu mau takdir mu sengsara, dalam hitungan detik pun kamu bisa merubah takdirmu menjadi sengsara karena sikap mu sendiri. Jadi, jangan pernah menyalahkan Tuhan mu jika takdirmu ga sesuai maumu, karena kamu hanya sekedar MAU tanpa aksi dan usaha untuk mencapai apa yang kamu MAU. Think again! #tssaaah 

Jadi, bijaksana adalah resep terbaik dari pengambilan sebuah keputusan. Terlebih untuk masa depan. 

Memang, kadang pilihan selalu menggalaukan manusia. Satu hal yang pasti, jangan pernah tinggikan ego mu dalam memilih. Kamu mungkin bisa bahagia jika kamu mendapatkan A, lalu kemudian? apa kamu sudah cukup pantas mendapatkannya? Apa A juga pantas dipilih oleh mu? Apa terjadi simbiosis mutualisme jika kamu memilih A atau mendapatkannya? Atau malah parasitisme? atau kepuasan hanya datang padamu sementara tidak dengan A? mulai ciut? ya begitulah yang saya alami. Ciut! 

Ada kala nya kamu harus merelakan melepas apa yang ingin kamu genggam. Kita berbicara tentang perasaan, ya katanya perempuan itu sensitif *bisa jadi . Katanya, perempuan itu cengeng *Tidak! katanya perempuan itu lemah *TIDAK!. Buktinya ada kok wonder woman, dan itu nyata bagiku. Ibu. Ha! Durhaka kamu ya kalau ga ngangguk! :p

Kembali ke perasaan, hanya dia yang egois yang kekeuh mempertahankan sesuatu yang salah walau sebenarnya membawa kebahagiaan baginya. Dan hanya dia yang munafik yang mengaku "AKU BAIK BAIK AJA" pada scene "Cinta tak harus memiliki"...mungkin maksudnya adalah "MENCOBA BAIK BAIK AJA" :") . Tapi ga sepenuhnya salah, jangan asal ngejudge munafik. Bisa jadi, maksudnya adalah mencoba untuk ga egois. Merelakan dia yang kita sayang pergi, karena bisa jadi dia akan lebih bahagia dan akan hidup lebih baik jika tak bersama kita. Kata orang "untuk menemukan orang yang tepat, kita perlu menemukan orang yang kurang tepat"..Bisa jadi peran "Orang kurang tepat" pada kalimat itu adalah kita :') #Tabah . Atau bisa jadi hanya sebagai mencari kebenaran dari "Kalau jodoh ga kemana", ya kalau dia jodoh kita..dia akan kembali di waktu, tempat dan situasi yang tepat :))

"Ku hanya mencoba bermain apiNamun sulit akhirnya aku padamkanHati kecilku mengatakan ini harus diakhiriSering kudengar suara-suaraBisik menyalahkan diriku..."

Eh ini kenapa jadi asmara.. halah..sudah hentikan..ini mulai menyimpang dari topik. -_-
Daripada makin keluar jalur, yasudah dicukupkan dulu aja kali ya. Lain kali kita sambung lagi sob :')

Wassalam ~

0 Comments:

Posting Komentar